BERANDA

Rabu, 06 Juni 2007

Guru Bijak cetak Anak Cerdas

Sebagai guru tentunya sangat men-dambakan murid-muridnya menjadi anak cerdas. Sebab kecerdasan seakan-akan identik dengan terbukanya pintu keberha-silan bagi anak. Cerdas bukan berarti pintar atau pandai saja akan tetapi cerdas memiliki makna yang lebih tinggi dan kompleks.Apa sebenarnya cerdas itu dan bagai mana caranya untuk mencetak murid-murid yang cerdas? Guru senantiasa memaksimalkan usaha untuk mendidik muridnya agar semua materi yang tertera dalam kurikulum terserap dengan baik oleh anak didiknya. Semua metode telah dicoba mulai dari yang seder-hana sampai pada yang rumit. Bahkan ketika menghadapi ujian, metode drill kadang men-jadi metode utama dalam pembelajarannya. Sehingga anak tidak punya waktu untuk tersenyum dalam proses pembelajaran. Anak terfokus pada materi yang di drillkan. Akan tetapi setelah selesai ujian anak cenderung lupa terhadap materi-materi yang telah di drilkan. Subhanallah, mengapa terjadi demikian? Sebagai refleksi, berikut dikemukakan sebuah contoh. Si Ali ketika sekolah termasuk anak yang terbelakang dalam pelajarannya. Dia tidak mampu membaca dan berhitung dengan baik. Bahkan sampai lulus SD pun dia belum bisa baca. Akan tetapi setelah selesai sekolah ia ternyata dapat mempe-rbaiki mesin sepeda motor dengan baik. Dia memiliki kemampuan mikanik kendaraan bermotor yang cukup tinggi, sekalipun sampai saat ini dia juga belum bisa baca. Apakah si Ali itu termasuk anak yang bodoh atau anak yang cerdas? Cerdas dapat berarti pandai, pintar, talent, dan lain-lain. Para ahli psikologi lebih suka menggunakan kata kecerdasan atau intelegence dalam setiap kajian konsep-konsep psikologi yang berhubungan dengan kecerdasan. Kata intelegence meru-pakan konsep dengan manifestasi yang beraneka ragam, seperti : aptitude, ability, talent, atau dikenal dengan kemampuan dasar (Dirjen Dikdasmen TK/SD, 2004 : 26).Sedangkan Dr. Howard Godd-ner dalam Deporter mendevinisikan kecerdasan adalah :1. 1. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehi-dupan sehari-hari.2. 2. Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan.3. 3. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau memberikan penghar-gaan dalam budaya seseorang ( 2001 : 35).Berdasar uraian di atas tentang pengertian kecerdasan, penulis dapat menyatakan bahwa makna kecer-dasan meliputi seluruh aspek kemam-puan dan kecakapan dasar seseorang dan dapat dikembangkan secara optimal.Dari pengertian di atas, apakah si Ali pada contoh kasus di atas termasuk anak yang cerdas atau bodoh?Si Ali memang tidak bisa baca akan tetapi dia mampu menyelesaikan masalah yang berkait dengan bahan mikanik kendaraan bermotor yang rumit.Dari kasus di atas, bagaimana dengan sikap guru di kelas yang selalu marah bahkan menghukum siswanya jika tidak dapat mengerjakan tugas pelajarannya. Kalau kita renungkan, memang kepandaian anak di kelas bukanlah berarti anak memiliki masa depan yang baik, dan anak yang “bodoh” juga bukan berarti tidak memilki masa depan yang baik. Oleh karena itu guru dituntut untuk mengetahui bakat dasar atau kemampuan dasar siswanya, dan membantu untuk mengembangkan bakat siswanya. Lalu, benarkah jika selama ini kita selaku guru telah begitu fokus pada penuntasan mata pelajaran utamanya yang di-UNAS-kan dengan mengabaikan mata pelajaran yang mengarah pada pengembangan bakat khusus siswa, seperti olahraga, lukis, nyanyi, menulis, dan keterampilan lainnya. Sekalipun tidak berarti bahwa dalam mata pelajaran UNAS tersebut tidak mengembangkan bakat anak. Hanya saja mau apalagi, sistem pendidikan kita masih seperti ini.Dengan bersikap seperti pada paparan di atas, berarti guru hanya berupaya memaksimalkan kecerdasan intelegensi (IQ) saja. Padahal menurut hasil penelitian kecerdasan intelegensi (IQ) hanyaa berperan ± 20 % bagi keberhasilan anak, dan selebihnya merupakan peran kecerdasan emosional (EQ/Emosional Question) dan kecerdasan agama (SQ/ Emosional Question).Upaya yang dapat dilakukan guru untuk mencerdaskan anak didiknya dapat dilakukan dengan berusaha mengetahui tipe-tipe kecerdasan siswa. Dengan demikian guru dapat mengembangkan kecerdasan utama yang dimiliki siswa secara optimal, sehingga siswa betul-betul memahami kecerdasan dirinya tersebut.Bobbi De Porter membagi tipe kecerdasan menjadi delapan kecerdasan, dengan menambahkan satu tipe kecerdasan yang disusun dalam bentuk “jembatan keledai – SLIM n BILL”. Kedelapan tipe kecerdasan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut.Tabel 3Delapan Tipe KecerdsanTipe Keceerdasan Kecenderungan SifatS Spasial Menggambar, membuat sketsa, mencoret-coret, visualisasi, grafik, desain, tabel, seni, video, film.L Linguistik-Verbal Berbicara, menulis, bercerita, mendengarkan, buku, kaset, dialog, diskusi, puisi, lirik, mengeja, bahasa asing, surat, e-mail, pidato, makalah, esai.I Interpersonal Memimpin, mengorganisasi, berinteraksi, berbagi, menyayangi, berbicara, sosialisasi, menjadi pendamai, pemain kelompok, klub. M Musikal-Ritmik Menyanyi, bersenandung, mengetuk-ngetuk, irama, melodi, kecepatan, warna nada, alat musik.N Naturalis Jalan-jalan di alam terbu-ka, beinteraksi dengan binatang, menatap bina-tang, meramal cuaca, simulasi penemuan.B Badan-Kinestetik Menari, olah raga, me-nyentuh, drama, indera peraba.I Intrapersonal Berpikir, meditasi, mere-nung, membuat jurnal, introspeksi.L Logis-Matematis Berekperimen, bertanya, menghitung, logika, fakta, teka-teki, skenario.(De Porter, 2001 : 97-98).Dari uraian tipe-tipe kecerdasan di atas, semakin meyakinkan pada kita bahwa istilah kecerdasan atau intelegence memang lebih luas dan kompleks dibanding dengan istilah lainnya, seperti pandai, pintar, dan lain-lain. Selain itu semakin membuka wawasan bagi guru, orang tua, dan pembimbing bahwa sebanarnya tidak ada anak yang bodoh. Setiap anak pasti memiliki kecerdasan pada bidangnya masing-masing. Lihat kembali contoh kasus si Ali di atas!

Selasa, 05 Juni 2007

Profil Kacabdisdik Kadur Drs. Suryanto

PROFIL

 “Cerdas otak dan hati serta siap melawan tantangan zaman.” Demikian kata yang senantiasa di-ucapkan Drs. H. Suryanto, ketika dita-nya tentang Visi, dan Misi Beliau selaku
Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Kadur yang saat ini dipimpinnya. Sebab kecer-dasan intelektual, dan kecerdasan emosiaonal serta kecerdasan Religi harus senantiasa berkembang selaras dalam diri anak didik , sehingga nan-tinya akan lahir generasi penerus per-juangan bangsa yang arif dan bijak-sana dan siap berjuang dengan ikhlas dalam setiap bidang yang digelutinya.
 “Segala yang kita lakukan adalah ibadah apabila dilakukan dengan keikhlasan dan semata kare-na Allah. Jadikan setiap kegiatan yang dilakukan sebagai Lahan Dakwah, dan sabar dalam menerima cobaan dalam menjalankan tugas”. Pesan ini selalu disampaikan dalam setiap ada ke-sempatan baik dalam rapat dinas de-ngan kepala sekolah se- kecamatan Kadur yang dipimpinnya maupun dalam dalam kegiatan-kegiatan yang lain. Sosok yang senantiasa tampil dengan kesederhanaan ini juga tidak-lah pernah merasa jenuh dalam me-nyeru kepada seluruh penanggung jawab pendidikan di bawah tanggung jawabnya untuk senatisa meningkat-kan kemampuan dan kinerja dalam tugas sebagai tanggung jawabnya. Kemauan, kejujuran, dan tanggung jawab adalah modal utama dalam melaksanakan tugas. 
 Segala apa yang Beliau ucapkan bukanlah hanya slogan. Akan tetapi betul-betul beliau terapkan dalam meminag dan meningkatkan kinerja staf, pengawas SD, dan PLS serta Kepala SD/MI/TK di Kecamatan Kadur sebagai mitra kerja yang senantiasa berhadapan langsung dengannya. Studi banding dan pencerahan hati yang diikuti pengawas dan Kepala SD telah beberapa kali dilksanakan. Hal itu dilakukan demi meningkatkan kualitas pendidikan dan kinerja kependidikan di Kadur.
 Wajah baru telah mewarnai Kantor Cabang Dinas P & K Kecamatan Kadur. Akuntablelity public diterapkan dalam penataan managemen kantor, baik keuangan maupun lainnya. Pembagian tugas dan tanggung jawab dilaksanakan dengan baik pada stafnya dengan tetap menjalankan fungsi control yang tinggi. Kerja sama terjalin dengan baik diantara beliau dengan seluruh staf, Pengawas, Kepala Sekolah, bahkan dengan guru.
 Kemampuan mengelola Dinas P & K Kecamatan kadur yang saat ini menjadi tanggung jawabnya ini didasari oleh sejuta pengalaman dan pengabdiannya dalam dunia pendidikan dan organisasi yang selama ini digelutinya semenjak beliau menapakkan kaki di pulau Madura tepatnya di Kabupaten Pamekasan pada tahun 1980 sebagai guru (PNS) yang ditugaskan di SDN Lesong Laok I Kecamatan Batumarmar. 
 Semenjak P. Sur (sapaan akrab terhadap beliau) berada di kota Pamekasan, telah membulatkan niat dan tekadnya untuk menimba ilmu Agama Islam yang terasa sangat miskin dirasakan pada dirinya. “Saya berada di lautan Ilmu Agama Islam, Kenapa tidak dimanfaatkan untuk menimbanya?” Pertanyaan inilah yang telah merubah pola pikir dan hati nuraninya. Pencarian terhadap iLmu keagaamaan ini semakin getol dilakukan setelah P.Sur menamatkan S1-nya di UNMAD (UNIRA sekarang) pada tahun 1986. Tempat tugas mengajar saat itu telah berada di SDN Bujur Timur I yang dijalani mulai tahun 1983 – 1987.
 Untuk memenuhi keinginan tersebut, kemudian beliau bergabung dengan Tokoh-tokoh Muhammadiyah di Pamekasan seperti Drs. Abdullah, Drs. Ali Mas’ud,dll. Dari sinilah P. Sur mulai menelusuri ruang-ruang religius guna mengisi dan menguatkan keimanan diri. Musafir religinya dimulai dengan senantiasa melengkapi buku-buku keagamaan sebagai bahan bacaan utamanya. Sealain itu P. Sur juga bergabung dengan organisasi Islam Al-Falah Surabaya. Dan pada tahun 1989-1993 P. Sur dipercaya sebagai Sekretaris Eksekutif Forum Silaturrahmi Pengasuh Pengajian Anak-Anak (FOSIPA) Pamekasan. Jabatan itu disandangnya karena P. Sur telah berhasil membidani lahirnya TK Al-Qur’an di Pamekasan sejak 1989. TK Al-Qur’an Tamberru adalah TKA pertama di Pamekasan yang didirikan atas prakarsanya, dan selanjutnya TKA tersebut menjadi aspirasi berdirinya TKA-TKA di Pamekasan.
 Kegigihannya untuk terus mengembangkan TKA terus berko-bar tenpa mengganggu dinasnya sebagai guru SDN Tamberu I sejak 1987-1991. Bukti bahwasanya kegiatan keorganisasian yang digelutinya tidak mengganggu kegiatan dinas sebagai guru, Pak Sur diberi tanggung jawab sebagai Kepala SDN Tamberru I sejak 1991-1993. Kegiatan Dinas tetap dilaksanakan dengan baik, ditengah-tengah kesibukannya sebagai Direktur LPPTKA (Lembaga Pembinaan dan Pengembangan TK Al-Qur’an) Pamekasan yang dijabatnya sejak 1993-1998. 
 Pada tahun 1993 Pak Sur mulai merambah dunia pesantren di Al-Mujtama’ Plakpak. Disinilah beliau bertemu dengan pak Syafi’I (Bupati Pamekasan sekarang). Bagaikan Pucuk dicinta Ulam Tiba. Mereka berdua memiliki keinginan yang sama dalam misi dan visi perjuangan keagamaan khususnya di dunia pendidikan. Maka sejak itulah seluruh kegiatan ke-TKA-an dijalani bersama Pak Syafi’i. Ketika Pak Sur menjabat sebagai Direktur LPPTKA Pamekasan, Pak Syafi’I sebagai Kabag Superfisor .(1993-1998). Mereka laksana pinang dibelah dua, dalam setiap kegiatan selalu bersama. Masuknya Pak Sur ke Ponpes Al-Mujtamak Plakpak karena Beliau dimutasi dalam jabatan sebagai Kepala SDN Pamong yang saat itu berlokasi di Ponpes Al-Mujtamak (1993-2006). Mutasinya sebagai Kepala SD Pamong bukanlah karena kelalainnya, tapi karena memang permintaannya. Hal itu demi melengkapi perjalanan religinya untuk senantiasa menempa keimanannya kepada Allah SWT.
 Pada tahun 1998 Reformasi melanda Indonesia. Pak Sur tetap eksis kegiatannya di Organisasi Islam dan tidak tertarik dengan dunia politik. Sedangkan Pak Syafi’I sebagai patner kerjannya memasuki panggung Poli-tik dan yang telah mengantarkannya menjadi orang nomor satu di Pamekasan. Pak Sur pada saat itu menjabat sebagai Direktur LPPDSDM (Lembaga Pembinaan dan Pengem-bangan Dakwah Sumber Daya Manusia) Pamekasan (1998-2003). Dan sebagai Ketua BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia) Pamekasan (2003 –sekarang). 
 Subhanallah, pengalaman re-ligi dan koeorganisasian yang di-topang dengan segudang penga-laman kegiatan Nasional Keagaman telah menguatkan keyakinannya akan Islam. Kegiatan Nasional yang perbah diikutinya antara lain: (1) FOSIPA NAS III di Semarang 1990,( 2) FOSIPA NAS IV di Bandung 1991, (3) FOSIPA NAS V di Jakarta 1992, (4)FOSIPA NAS VI di Bandar Lampung 1993, (5) MUNAS BKPRMI di Jakarta 1993, (6) MUNAS BKPRMI di Jakarta 1996, (7) MUNAS BKPRMI di Makassar 2003, (8) MUNAS BKPRMI di Aceh 2006, (9) Perkampungan Remaja Masjid Nasional di Kalimantan Timur 1997, (10) TOTNas (Training Of Trainer) BKPRMIdi Surabaya 2000, (11) MOT Nas BKPRMI di Surabaya 2002, dan (12) TOT Nas BKPRMI di Bogor tahun 2004.
 Perjuangan dan Dakwah yang telah Pak Sur lakukan dengan ikhlas selama itu telah mengantarkannya sebagai Kepala Cabang Dinas P & K Kecamatan Kadur sejak tahun 2006 sampai sekarang. Jabatan yang tidak pernah diimpikan dan inginkan. Gejolak batin antara ya dan tidak berkecamuk. Akan tetapi setelah memohon petunjuk Allah dan berkonsoltasi dengan teman-teman seperjuangan dalam organisasi serta “K. H. SYAIFUL BIHAR” Pengasuh Ponpes Darul Bana Tamberru Sampang, selaku pembimbing rohaninya setiap ada masalah, maka jabatan itu diterimanya. 
 Keberhasilan Pak Sur dalam ke-dinasan tidaklah membuat pongah, akan tetapi beliau tetap tampil dengan kesederhanaannya. Begitu pula dalam kehidupan rumah tangga, keseder-hanaan sangatlah tergambar di dalam-nya. Rumah tangga yang dibangun sejak tahun 1986 dengan seorang wanita asal Jember “LILIK INDA SUSWATI, A.Ma.Pd” guru SDN Buddagan II Kecamatan Pademawu, tampak terjalin dengan rukun dan damai. Komunikasi antar penghuni rumah sangatlah akrab dengan saling menghargai antar satu dengan lainnya. 
Rumah tangga Sakinah, Mawaddah Warohmah, Insya Allah ternuansakan didalamnya. 
 Tiga orang anak telah Allah karuniakan terhadap keluarga Pak Sur. Yang tertua “ AMALINA SURYA PUTRI” dan “ ANISA DWI FOSIPA WILDA” putri keduanya,saat ini me-reka berada di Pesantren Al-Ijtihad Camplong Sampang, dan Putra ketiga “ MOHAMMAD IQBAL” yang saat ini masih duduk di kelas 3 SDI Al-Munawarah Pamekasan. Rupanya Misi dan Visi “ Cerdas Otak dan hati seta siap melawan tantangan Zaman” diterapakan pula terhadap putra putrinya. Pendidkan Muslim menjadi pilihan bagi putra putrinya. 
 Bagaimana dengan keadan ekonomi Rumah tangga beliau? Untuk memenuhi tuntutan ekonomi rumah tangganya, selain dari gaji, Pak Sur merintis Usaha Rumah Tangga (Home Industri) berupa usaha Konveksi dengan Bu Inda (sapaan akrab Bu Sur) sebagai managernya. Dengan usahanya ini Pak Sur bersama Istri telah melak-sanakan rukun Islam yang kelima. Usaha yang dirintisnya semakin maju dengan menampung beberapa orang pekerja (yang berasal dari tetangga Pak Sur)
 Subhanallah Wal Hamdulillah Wala Haula Wala Quwwata Illa Billahil ‘Aliyin ‘Adhim. “Maha Suci Allah dan dengan segala pujinya dan tiadalah kejayaan kecualai atas kehendaknya”.

  Oleh Moh. Hairi (Bangkes 4_Kadur)